Joko Pinurbo: Totalitas Hidup dengan Kata-Kata

joko pinurbo

Joko Pinurbo. Penyair terkemuka yang dikenal dengan panggilan Jokpin itu meninggal diusia 61 tahun (1962-2024). Gaya puisinya bicara kehidupan keseharian, jenaka tapi mendalam. Ada yang bilang karyanya perpaduan narasi, humor dan ironi.

Ia, totalitas hidup dengan kata-kata. Jogjakarta menjadi tempat hidup serta kreativitas kepenulisannya. Karya dan penghargaan yang diterimanya banyak. Hanya, ia, sekira sebulan sebelum meninggal, kepada Butet Kartaredjasa (Budayawan), ia pernah mengeluhkan “reward’” ekonomi bagi literasi puisi sekarang begitu rendah.

Orang bilang hidupnya sederhana dan bersahaja. Saya, pertamakali bertatap muka dengannya, ketika ia sedang berjalan sendirian di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. “Halo Mas, saya penggemar puisi-puisi Mas Jokpin,” “Wah terimakasih Mas,” Ia tersenyum sambil menepuk-nepuk pundak saya. Tak sempat ngobrol banyak. Secara fisik, itulah pertamakali saya bertemu dengannya. Selebihnya, beberapa kali hadiri acara peluncuran bukunya. Tapi, diam-diam saya baca karya-karyanya.

“Baju Bulan”, salah satu buku puisi yang saya koleksi. Dalam buku itu, banyak petikan puisi, karya-karyanya yang bisa kita baca. Misalnya:

“Rindu seperti sajak sederhana yang tak ada matinya” (2003)
“Setelah punya rumah, apa cita-citamu? Kecil saja, ingin sampai rumah saat senja supaya saya dan senja sempat minum teh bersama di depan jendela” (2004)
“Dengan kata lain, kamu tak pernah bisa membayar gurumu” (2004)
“Berikan kami rezeki pada hari ini dan ampunilah kemiskinan kami” (2025)
“Tuhanku yang merdu, terimalah kicau burung dalam kepalaku” (2012)

Tapi, sajak yang pas untuk menggambarkan kepergiannya sepertinya sajak ini. “Doa Orang Sibuk yang 24 Jam Sehari Berkantor di Ponselnya”

Tuhan, ponsel saya dibanting lindu
Nomor saya hilang semua
Satu-satunya yang tersisa hanya nomormu

Tuhan berkata, dan itulah satu-satunya
Nomor yang tak pernah kau sapa.

Selamat jalan Mas Jokpin. Karya-karyamu meninggalkan kenangan manis bagi para penikmat sastra di tanah air. Selamat menunaikan ibadah puisi.

Yons Achmad. Penulis & CEO Komunikasyik.com