komunikasi adalah kunci

Komunikasi Adalah Koentji

komunikasi adalah kunci 1

Komunikasi Adalah Koentji
Oleh: Yons Achmad
(Praktisi Komunikasi. Pendiri Komunikasyik.com)

Saya percaya “Tak peduli seberapa besar masalah, akan selesai jika dikomunikasikan.” Ya, pada orang yang tepat. Pada institusi yang tepat. Saya tentu bukan sedang ingin menjadi manusia yang simplisistis (terlalu menyederhanakan masalah).

Tapi, saya sedang ingin membangkitkan kembali sumber daya (resources) yang kita miliki.  Dengan memaksimalkan potensi diri inilah kita bisa bangkit dan membangun sejarah kehidupan sesuai dengan yang kita ingin dan wujudkan.

Untuk melangkah ke sana, kita perlu wujud konkrit aksi. Tak lain tak bukan, mengupgrade diri, mengupgrade skills kita. Satu diantaranya adalah mengupgrade skill komunikasi kita.  Ini penting, kenapa? Kita sedang hidup di dunia yang tidak baik-baik saja. Banyak memang kisah dan spirit kehidupan terlontar dari apa yang kita sebut dengan “Orang-Orang Sukses”.

Tapi, tak sedikit pula yang nasib kehidupan masih belum seperti yang kita inginkan. Artinya, masih terus berjuang. Itu sebabnya, kita perlu berkolaborasi dengan lebih banyak pihak lagi.

Caranya, seperti hakikat dari komunikasi itu sendiri yaitu membangun kesepahaman bersama (mutual understanding). Kita, bisa jadi kenal dengan banyak orang, bahkan dikenal oleh banyak orang. Tapi, tanpa kesepahaman bersama, tidak akan terjadi sebuah kolaborasi yang konkrit dan strategis. Itu sebabnya, kecakapan komunikasi diperlukan sebagai langkah awal kita menjajakan ide, gagasan dan pikiran kita.

Di dalam  istilah manajemen komunikasi, ada yang kita sebut sebagai “Solution-based communication skills”. Tentang komunikasi yang berfokus pada solusi. Sebuah konsep yang mungkin sudah banyak dipahami makna dan artinya. Tapi, dalam praktik kehidupan, misalnya dalam dunia bisnis dan karir, sering terabaikan dan terlupakan begitu saja.

Sebuah tim misalnya, ketika dihadapkan pada pada situasi yang sulit, beberapa diantaranya sering bilang “Ini bukan salah saya.” Padahal, tentu kita sepakat dan mengamini ketika ada seseorang bilang “Apa yang bisa kita lakukan bersama untuk atasi kegagalan ini”. Misalnya diucapkan oleh “Leadernya”. Lebih elok bukan?

Di awal tahun 2024 ini, tentu kita ingin kehidupan kita lebih baik. Nah, satu jalannya adalah dengan tingkatkan skills dan level kompetensi kita.  Menjadikannya terus tumbuh, berkembang, menemukan taman dengan tanah subur sebagai tempat terbaik untuk bermekaran.

Satu yang penting, sekali lagi, bagaimana kita terus meningkatkan skills komunikasi kita. Terus membangun kesepahaman bersama (mutual understanding) agar tercipta sebuah kolaborasi yang apik, elok, saling menguntungkan. Dan tentunya, berdampak bagi kehidupan.

Memang, peningkatan skills komunikasi sebuah jalan saja. Tapi, kalau kita mengikuti logika dunia yang kini memasuki era “Gig Economy”, maka, ada benarnya juga prinsip berikut: “Your Skills Level Will Mostly Determine Your Income Levels.”  

Di mana, pada akhirnya,  level skills yang kita miliki sangat menentukan seberapa besar pendapatan (income) yang bakal kita terima. Spiritnya adalah, sesibuk apapun kita, level skills kita harus terus diurus dan dirawat. Kalau tidak, kita bakal berlalu bersama angin (gone with the wind).

Itu sebabnya, tak lelah saya terus kampanyekan perihal bagaimana kita bisa terus perbaiki filosofi, konsep dan skills komunikasi. Karena bermanfaat sekali bagi diri, pribadi kita masing-masing.  Juga, tentu sangat berguna bagi sebuah tim.

Seperti sebuah pepatah popular  mengatakan, “We don’t create superman/woman, we develop super team.” Biasanya, dalam sebuah tim yang hebat (great team), memang dimulai dari dimilikinya skills komunikasi yang memadai. Terutama dimiliki “Kepala Suku” (leadernya). Ini sebuah mukadimah singkat, sebuah pengantar untuk cerita-cerita selanjutnya.  Satu hal yang perlu kembali diresapi. (Skill) Komunikasi adalah Koentji untuk dunia yang lebih berarti (maknawi).[]